Images

Menghadirkan Patronus di Hari-hari Gue

Buset, lumayan jenggotan juga yak nungguin blog gue update dari update-an sebelumnya?
Well, here I back again!
so, what's going on during the rest??
Sedikit curhat aja, dikiiiiiiitttttt aja, jangan banyak-banyak ntar dikira pengen kawin lagi -dipikir lagi nggaremin sayur?- akhir-akhir ini gue ngerasa jadi the laziest girl in town -tombol LEBAY gak sengaja kepencet-. Setelah gue telusuri lebih lanjut, sepertinya pikiran ini terdorong sama rasa kangen gue sama orang-orang rumah -keluaga gue yg kadang-kadang not.work.properly- nun jauh di sana, yg makin hari makin memberontak, meronta-ronta, tak terbendung, dan tak terkendali. Ini lama-lama terakumulasi jadi sindrom Dementor di pikiran gue. Iya, Dementor  makhluk penghisap kebahagiaan yg siap membuat korbannya berpikir tidak dapat merasakan kebahagiaan lagi. Untuk menaklukannya, Harry Potter mengeluarkan manta Patronus -gue tadinya nulis Petronas,itulah gunanya edit post- dengan sebelumnya memikirkan hal-hal menyenangkan dalam hidupnya. Heri kali ini bener-bener menginspirasi gue buat move on, and these are my patronus:
1. Nelpon pacar, sambil dengerin suaranya yg bikin ati adeeeemmmm dan membangkitkan energi gue dengan guyonan-guyonan serunya yg bikin gue gak pernah ada bosen-bosennya.
2. Nelpon bokap, nanyain kabarnya, dan update info kondisi orang-orang rumah (dan beberapa piaraannya).
3. Matiin lampu kamar -biar feel cineplex-nya dapet-, nonton a walk to remember dengan tak bosan-bosannya sambil tengkurep di kasur dan dagu nempel ke bantal.
4. Pasang lagu-lagunya Maroon five, the click five, sampe Afgan kenceng-kenceng sambil bersenandung ngapalin liriknya.
5. Ngetem di depan laptop tanpa melakukan sesuatu yg produktif ditemenin kacang rebus bungkus kertas yg gue beli dari kakek penjual kacang di depan kosan gue.
6. Makan roti bakar telor-kornet tengah malem.
7. Minum Greensands dingin sambil diem di pojokan kamar.
8. Inget kata-kata nyokap gue sebelum meninggal "Adek jangan nangis, klo liat adek nangis ibu jadi tambah sedih". Thus, gue harus tegar karena gak selamanya tangis mengurangi beban yg kita rasain, alih-alih tangisan itu jadi beban buat orang lain.
9. Menyadari gak semua orang punya kesempatan kayak gue, bisa ngrasain kuliah, makan dan jalan semau gue, termasuk memanfaatkan internet sepuas-puasnya seperti sekarang. I just can say Alhamdulillah. . .
10. Inget masa-masa SMA, bolos les, nongkrong di Jalan Diponegoro Madiun makan steak hotplate sambil bergosip ria, pindah ke alun-alun, lanjut ke warnet, pindah lagi ke stadion, akhirnya baru pulang setelah dikejar banci nekat.
11. Mengenang setiap saat bokap nyium dan meluk gue sebelum gue berangkat kesini -Bandung, tempat gue kuliah sekarang-  yg selalu nyadarin gue harus bisa buktiin ke bokap bahwa, "si bungsu ini juga tak mau kalah untuk bikin bapak bangga dan mampu mewujudkan segala impiannya".

Gue selalu percaya, kalo mantra ini sangat ces-pleng alias manjur ngobatin penyakit pikiran gue. At least, dimanapun berada, mau jauh atau deket, orang-orang tercinta gue akan selalu ada disana, menunggu gue kembali dengan mimpi-mimpi yg udah jadi kenyataan. Memang hidup gak selamanya seneng, sebagai manusia, gue gak jarang ngrasain hal-hal yg bikin gue hampir putus asa, nyerah, ngrasa jadi orang paling tolol, gak berdaya, gak berguna, and something else that couldn't make the situation become easier, but more uncontrolable.
Eventually, I choose not to look something that way, i see the sad time as a springboard to jump out, so i can feel how the real Happiness is?
Well, then find out your Own Patronus Guys! And see something wonderful in your life. .=)

0 comments: